Posted by : Unknown
Selasa, 07 Juli 2015
Sebuah data menunukkan bahwa Amerika Serikat di tahun 2007 memiliki 11,5% entrepreneur. Singapura pada tahun 2005 memiliki7,2% entrepreneur. Banding dengan Indonesia yang pada tahun 2007 baru memiliki 0,18% entrepreneur dari 220 juta jiwa yang ada. Itu berarti masih banyak peluang yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang entrepreneur yang berhasil.
Semua bisnis baik adanya sepanjang bisnis itu dilakukan dengan jujur, memiliki prospek yang baik serta mampu menjawab kebutuhan dari pasar yang ada. Karena tentunya, walaupun bisnis itu sangat bagus tetapi kalau tidak ada pasarnya, tidak ada pembelinya, maka tentunya suatu hari bisnis itu akan mati pelan-pelan.
Bagaimana memilih suatu bisnis yang baik ? ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pertama, bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang sesuaia dengan hobby atau kesenangan kita. Jika bisnis yang ingin kita jalankan bukan sesuatu yang mmenyenangkan, maka tentunya hal itu akan menjadi beban. Nah, kalau hal itu menjadi beban, apakah kit akan mampu menjalankannya dengan hati yang senang ? Tentu saja tidak. Bila hati sudah tidak senang menjalankan bisnis tersebut, apakah bisnis itu akan menjadi bisnis yang berhasil ? Tentu saja tidak. Jadi pilihlah bisnis yang anda senangi, jika perlu sesuai dengan hobby anda.
Kedua, mulailah dengan bisnis yang tidak terlalu besar namun bisa dijangkau oleh kemampuan anda, baik kemampuan secara finansial maupun kemampuan secara teknis dan manajerial. Jika anda ingin memulai binisn yang diluar batas kemampuan Anda, baik secara finansial, teknis maupun manajerial Anda, maka tentunya Anda akan memiliki banyak kesulitan karena Anda akan bertemu dengan berbagai macam tantanganyang mungkinsulit diselesaikan. Karena itu, mulailah sesuatu yang sesuai dengaan kemampuan keuangan anda, bisa Anda jalankan sendiri serta mampu melakukan kontrol yang baik.
Ketiga, jadikanlah bisnis itu bukan hanya sekedar hobby tetapi menjadi industri. Hobby adalah sesuatu yang kita lakukan saat kita sedang ada waktu atau lagi senang melakukannya. Sementara industri adalah sesuatu yang kita lakukan karena suda menjadi seperti sebuah mesin yang harus berputar walapun kita sedang merasa tidaak senangmelakukannya. Jadi hobby lebih didasarkan pada perasaan sedangkan industri didasarkan pada komitmen. Apa jadinya jika sebuah toko atau rumah makan yang dibuka karena perasaan pemiliknya sedang lagi mood, sedangkan kalau dia lagi tidak mood, toko atau rumah makannya ditutup? Tentu pelanggannya akan lari karena tidak ada kepastian kapan toko atau rumah itu dibuka. Begitu pula dengan industri lainnya. Jadi sekali anda berkomitmen untuk membuka sebuah usaha, pastikan usaha itu berjalan bukan karena perasaan enak atau senang tetapi karena sebuah komitmen yang jelas. Sehingga customer atau pelanggan Anda tidak akan bingung.