Arsip Blog
-
▼
2015
(13)
-
▼
Juli
(13)
- Menjadi wirausaha, sebuah harapan dan tantangan
- Instansi diminta Gunakan Aplikasi SAPK untuk Database
- Pemanggilan Calon Peserta Diklat Dasar Bagi Penyul...
- Tentang IA
- Maksud dan Tujuan IA
- Cara Memperkenalkan Produk
- Menekuni Dunia Bisnis, Apakah Semudah Dalam Buku ?
- Menjadi Entrepreneur Yang Berhasil
- RESOLUSI SWASEMBADA DAGING DAN SUSU MELALUI OPTIMA...
- PRAKTEK KOMPETENSI PESERTA DIKLAT BAGI PENYULUH PE...
- Untung mana memelihara sapi atau domba ?
- Pertemuan Koordinasi Pengelolaan Website 2012
- Mengenal Teknis Pemotongan
-
▼
Juli
(13)
Diberdayakan oleh Blogger.
Menjadi wirausaha, sebuah harapan dan tantangan
Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa seseorang menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut hemat penulis merupakan pemikiran yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan berbagaiPROGRAMatau paling tidak mata kuliah kewirausahaan;
2. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita;
3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan;
4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ?
Untuk membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba membahas pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
BerbagaiTARGET demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya.
Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e. Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Apa yang menyebabkan mereka hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer?
Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ? “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausaha?” Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.
Diakhir tulisan ini, semoga Tuhan Yang Kuasa selalu memberikan kemudahan, kesuksesan, kesehatan, keselamatan dan kesabaran kepada kita semua. Amiin…
Oleh : Pararto Wicaksono, SP
Sumber :
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Sumber :
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Author : Unknown
Instansi diminta Gunakan Aplikasi SAPK untuk Database
Instansi diminta Gunakan Aplikasi SAPK untuk Database
Jakarta, Seluruh Instansi Pemerintah diminta menggunakan 1 aplikasi dalam penyusunan database kepegawaian. Aplikasi yang dimaksud adalah Sistim Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK), dimana dengan menggunakan SAPK entry data kepegawaian yang dilakukan instansi dapat langsung terkoneksi database BKN, hal itu disampaikan Deputi INKA Yulina Setiawati Ningsih Nugroho.
Sekretaris utama BKN Edy Sujitno juga menyampaikan bahwa database kepegawaian yang sudah dibangun sekarang harus terintegrasi secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia. Penerapan sistem kepegawaian yang terintegrasi akan mempermudah pelayanan administrasi kepegawaian. Standardisasi tertib administrasi dalam bentuk fisik dan elektronik dapat menghasilkan data yang akurat, termasuk pertukaran data kepegawaian untuk menjadi acuan pengelolaan data instansi dan database BKN. Peserta Sosialisasi SOP Rekonsiliasi Database Instansi Pusat.
Dalam kegiatan tersebut Deputi INKA BKN juga menjelaskan bahwa data merupakan dasar dalam pengambilan kebijakan perencanaan masa depan, pengawasan, dan perencanaan pegawai, yang tentunya harus dilakukan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
Sumber : BKN, 2012
Author : Unknown
Pemanggilan Calon Peserta Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian Terampil Angkatan II Tahun 2012
Pemanggilan Calon Peserta Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian Terampil Angkatan II Tahun 2012
Dalam upaya meningkatkan kompetensi tenaga fungsional penyuluh pertanian, maka bersama ini kami beritahukan bahwa Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu – Jawa Timur akan melaksanakan Diklat Dasar bagi Penyuluh Pertanian Terampil Angkatan II pada tanggal 30 Mei s.d. 13 Juni 2012 di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu dengan jumlah 30 (tigapuluh) orang peserta.
Alokasi Asal Peserta Angkatan II :
1. BKPPP Kabupaten Malang Prop. Jawa Timur
2. Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar Prop. Jawa Timur
3. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Pacitan Prop. Jawa Timur
4. BP4K Kab. Tulungagung Prop. Jawa Timur
5. BKPPP Kab. Ngawi Prop.Jawa Timur
6. Dinas Pertanian Kab. Jombang Prop. Jawa Timur
7. Dinas Pertanian Kab. Sukoharjo Prop Jawa Tengah
8. BP4K Kab. Pekalongan Prop. Jawa Tengah
9. BP4K dan KP Kab. Banyumas Prop. Jwa Tengah
10.Dinas Peternakan Kab. Grobogan Prop. Jawa Tengah
11. BP4K Kab. Magelang Prop. Jawa Tengah
12. BP4K Kab. Kendal Prop. Jawa Tengah
13. BKPP Kab. Boyolali Prop. Jawa Tengah
14. Dinas Peternakan Kab. Kuantan Singingi Prop. Riau
15. BP4K Kab. Bengkulu Tengah Prop. Bengkulu
16. Bappeluh Kab. Hulu Sungai Tengah Prop. Kalsel
17. BP4K Kab. Tanah Bumbu Prop. Kalsel
18. Kantor PPPK dan KP Kab. Singkawang Prop. Kalbar
19. BP3KP Kab. Soppeng Prop. Sulsel
20. Dinas Tanaman Pangan Kab. Merauke Prop. Papua
2. Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar Prop. Jawa Timur
3. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Pacitan Prop. Jawa Timur
4. BP4K Kab. Tulungagung Prop. Jawa Timur
5. BKPPP Kab. Ngawi Prop.Jawa Timur
6. Dinas Pertanian Kab. Jombang Prop. Jawa Timur
7. Dinas Pertanian Kab. Sukoharjo Prop Jawa Tengah
8. BP4K Kab. Pekalongan Prop. Jawa Tengah
9. BP4K dan KP Kab. Banyumas Prop. Jwa Tengah
10.Dinas Peternakan Kab. Grobogan Prop. Jawa Tengah
11. BP4K Kab. Magelang Prop. Jawa Tengah
12. BP4K Kab. Kendal Prop. Jawa Tengah
13. BKPP Kab. Boyolali Prop. Jawa Tengah
14. Dinas Peternakan Kab. Kuantan Singingi Prop. Riau
15. BP4K Kab. Bengkulu Tengah Prop. Bengkulu
16. Bappeluh Kab. Hulu Sungai Tengah Prop. Kalsel
17. BP4K Kab. Tanah Bumbu Prop. Kalsel
18. Kantor PPPK dan KP Kab. Singkawang Prop. Kalbar
19. BP3KP Kab. Soppeng Prop. Sulsel
20. Dinas Tanaman Pangan Kab. Merauke Prop. Papua
Catatan :
- Biodata calon peserta Angkatan II telah kami terima paling lambat tanggal 25 Mei 2012. Bagi instansi yang yang tidak menyampaikan biodata calon peserta yang dimaksud sampai batas waktu tersebut, dianggap tidak mengirimkan calon dan akan kami gantikan dari daerah lain.
- Calon peserta Angkatan II diharapkan melapor pada Panitia Penyelenggara di BBPP-Batu Jl. Songgoriti No. 24 Telp. 0341 59302 Fax. 0341 590288, pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 mulai pukul 07.30 s.d. 13.00 wib. Dan mengikuti pembukaan diklat pada pukul 13.00 wib.
- Persyaratan dan ketentuan Calon Peserta Diklat dapat menghubungi CP. Sabir, S.Pt, M.Si, No. HP. 082141353434.
- Seluruh Calon peserta pelatihan diharapkan mengisi form pendaftaran yang kemudian diserahkan kepada Panitia Penyelenggara Pelatihan. Form Pendaftaran dapat di download disini
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
Tentang IA
TENTANG Inkubator agribisnis
Perkembangan lingkungan strategis dunia usaha bidang pertanian (Agribisnis), baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, menuntut pelaku usaha untuk lebih meningkat kemampuan dan daya saingnya melalui penerapan teknologi secara lebih efektif dan efisien. Disisi lain Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan dalam hal ini Balai Besar Pelatihan Peternakan – Batu sebagai lembaga pelatihan yang andal diharapkan dapat memberikan kontribusi yangOPTIMAL dalam pengembangan kewirausahaan masyarakat pertanian, khususnya pelaku usaha di wilayah kerjanya dalam pengelolaan agribisnis.
Kontribusi tersebut antara lain diberikan oleh UPT Pelatihan melalui inkubator agribisnis untuk turut menghasilkan wirausahawan agribisnis sekaligus pelopor dan penggerak pembangunan pertanian di wilayah kerjanya yang sekaligus merupakan wujud kepedeulian dan pengabdian masyarakat. Hal ini dilakukan melalui dukungan layanan konsultasi dan fasilitasi pembelajaran usaha agi petani/pelaku usaha yang memerlukan pembinaan dannpendampingan sebagai pengguna jasa inkubator agribisnis/tenant yang akan diinkubasi, sehingga mampu mengelola dan mengembangkan usaha secara lebih menguntungkan.
Keberadaan inkubator agribisnis menjadi sangat penting karena pada umumnya petani kecil sangat rentan terhadap resiko terutama pada tahap awal usaha. Sejumlah ahli menyatakan bahwa pada tahap awal, petani kecil diibaratkan sebagai bayi yang lahir prematur. Bayi prematur ini biasanya memerlukan perlakuan khusus, misalnya melalui inkubasi, sehingga dapat hidup sebagaimana bayi yang lahir normal dan terrhindar dari resiko kematian. Sistem inkubasi ini kemudian diadopsi sebagai bagian dari strategi pembinaan petani kecil pada sejumlah negara.
Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam pengelolaan Inkubator Agribisnis antara lain :
Keberadaan inkubator agribisnis menjadi sangat penting karena pada umumnya petani kecil sangat rentan terhadap resiko terutama pada tahap awal usaha. Sejumlah ahli menyatakan bahwa pada tahap awal, petani kecil diibaratkan sebagai bayi yang lahir prematur. Bayi prematur ini biasanya memerlukan perlakuan khusus, misalnya melalui inkubasi, sehingga dapat hidup sebagaimana bayi yang lahir normal dan terrhindar dari resiko kematian. Sistem inkubasi ini kemudian diadopsi sebagai bagian dari strategi pembinaan petani kecil pada sejumlah negara.
Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam pengelolaan Inkubator Agribisnis antara lain :
- Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas 1. subsistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi; 2. sub sistem primer yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh sub sistem hulu; 3. sub sistem agribisnis hilir yaitu mengolah dan memasarkan komoditas pertanian dan 4. sub sistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan dan teknologi.
- Inkubator Agribisnis adalah suatu unit instalasi pembelajaran kewirausahaan agribisnis yang mewadahi penyelenggaraan kegiatan inkubasi agribisnis.
- Inkubasi Agribisnis adalah suatu proses pembelajaran kewirausahaan agribisnis untuk meningkatkan kompetensi pengguna jasa inkubator dalam mengakses dan memanfaatkan informasi, teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumber daya lainnya sesuai kebutuhan, dilakukan dalam situasi nyata dan jangka waktu tertentu.
- Pengguna jasa inkubator agribisnis atau tenant adalah petani kecil di bidang agribisnis dan memerlukan layanan konsultasi/fasilitasi pembelajaran usaha, yang sedang menjalani proses inkubasi untuk jangka waktu tertentu pada inkubator agribisnis.
- Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
- Pelaku Usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.
- Kelompok Ahli/Konsultan/Fasilitator adalah sekelompok orang yangmeiliki kompetensi di bidang agribisnis baik widyaiswara, tenaga teknis, praktisi maupun pakar yang melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pengguna jasa inkubator agribisnis dalam proses inkubasi agribisnis.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
Maksud dan Tujuan IA
maksud dan tujuan IA
Maksud dan Tujuan dari Pengelolaan Inkubator Agribisnis BBPP – Batu
A. Maksud Pengelolaan
- Meningkatkan kontribusi BBPP-Batu dalam mengembangkan wirausahawan agribisnis sekaligus pelopor dan penggerak agribisnis di wilayah kerjanya.
- Mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BBPP-Batu dalam mendukung pengembangan wirausahawan agribisnis yang mandiri di wilayah kerjanya.
- Membantu percepatan alih teknologi dari sumber-sumber teknologi ke tingkat masyarakat dengan berbagai proses dan metodologi pembelajaran.
- Mengembangkan jejaring kerja BBPP-Batu dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan wirausahawan agribisnis di wilayah kerjanya.
- Mempercepat alih teknologi inovatif dan informasi yang dilakukan BBPP Batu sebagai wujud pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
B. Tujuan Pengelolaan
- Menumbuhkembangkan sikap dan mental kewirausahaan.
- Meningkatkan kapasitas dalam menerapkan manajemen usaha sesua idengan prinsip-prinsip agribisnis.
- Meningkatkan kapasitas dalam mengakses dan memanfaatkaninformasi, teknologi, agroinput, pasar pembiayaan dan sumber daya lainnya.
- Meningkatkan skala usaha, daya saing dan nilai tambah.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
Cara Memperkenalkan Produk
Untuk sebuah perusahaan besar, biasanya tugas distributor adalah mendistribusikan produk itu ke setiap outlet yang menjadiTARGET pasar. Namun banyak juga pabrik atau principal yang mengingkan agar distributorlah yang bertugas untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang produk mereka.
Beberapa cara untuk memperkenalkan produk baru kepada masyarakat antara lain :
Pertama, buatlah iklan yang menarik agar orang mulai mengetahui apa yang Anda tawarkan. Jika orang tidak mengenal produk Anda, maka tentunya mereka tidak akan membeli. Jika mereka tertarik pada iklan Anda, maka tentunya mereka akan melihat dan memberi perhatian. Iklan bisa dibuat dalam bentuk spanduk, pamflet, brosur atau juga iklan di surat kabar, radio dan televisi. Pastikan bahwa di dalam iklan tersebut Anda mencantumkan keunggulan dari produk Anda.
Kedua, pasanglah iklan Anda sesuai denganTARGET yang Anda tuju. Jika yang Anda tuju adalah pedagang pasar, maka pasanglah spanduk Anda di seputar pasar. Jika yang Anda tuju adalah pemilik rumah makan, maka pasanglah spanduk di tempat-tempat keramian ataupun melalui media. Begitu pula jika target pasar Anda adalah masyarakat umum.
Ketiga, adakanlah pembagian sampel makanan secara gratis, misalnya di mall. Bisa juga di sekolah-sekoah atau kampus-kampus jika memang targetnya adalah anak sekolah atau mahasiswa.
Keempat, bekerja sama dengan toko-toko yang memiliki pengunjung yang ramai dan Anda memasang stand khusus di tempat tersebut, bisa di dalam outlet ataupun di luar outlet.
Kelima, Anda juga bisa menjadi sponsor untuk berbagai acara, misalnya di acara arisan, seminar, pameran, dan lain-lain. Dengan menjadi sponsor, maka orang-orang yang ada di tempat tersebut bisa mengetahui serta mencoba apa yang Anda tawarkan.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
Menekuni Dunia Bisnis, Apakah Semudah Dalam Buku ?
Dalam sebuah buku dikatakan bahwa jika mau terjun ke dunia bisnis, tidak susah kok. Cukup dengan pilih, lakukan dan jalankan. Apakah semudah itu? Mempunyai sebuah bisnis memang tidak semudah yang dibayangkan seseorang. Bagaimana kita bisa memilih bisnis yang tepat ?
Pertama, pilihlah bisnis yang sesuai dengan hobby atau keahlian Anda. sesuatu yang anda senangi tentu akan menjadi suatu yang menantang dan bisa memberi inspirasi-inspirasi baru. sebaliknya, jika hal itu tidak Anda senangi, maka tentunya akan menjadi beban. Apalagi jika Anda sedang dihadapkan pada akesulitan-kesulitan yang luar biasa, Anda bisa dengan mudah menyerah jika apa yang anda kerjakan tidak sesuai dengan mudah menyerah jika apa yang Anda kerjakan tidak sesuai dengan hobby atau keahlian Anda.
Kedua, apakah usaha yang ingin Anda bangun ada peminatnya ? Seberapa besar pasarnya ? Jika usaha yang anda bangun belum memilikipeminat, maka tentunya Anda perlu melakukan usaha ekstra keras untuk membangun minat dan kebutuhan orang akan hal tersebut. Ingatlah bahwa anda membutuhkan waktu membangun minat dan membuat orang butuh terhadap sesuatu yang tidak mereka perlukan. Namun jika minat dan kebutuhan orang cukup besar terhadap apa yang ingin Anda jual, maka akan lebih mudah untuk menjalankan bisnis tersebut.
Ketiga, seberapa besar daya beli masyarakat terhadap produk yang ingin Anda jual. Begitu pula dengan berapa besar modal yang dibutuhkan dan kapan Anda akan mengalami break even point sehingga bisnis Anda bisa membiayai dirinya sendiri. Hal itu perlu dihitung dengan baik. Ada pula bisnis yang membutuhkan modal yang relatif lebh kecil, namun omzet yang didapat juga tidak terlalau besar. Anda perlu memikirkan hal tersebut. Jika perlu, bicaralah dengan konsultan manajemen untuk menghitungkan nilai tersebut agar anda mempunyai arah yang jelas dalam melakukan bisnis.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
Menjadi Entrepreneur Yang Berhasil
Sebuah data menunukkan bahwa Amerika Serikat di tahun 2007 memiliki 11,5% entrepreneur. Singapura pada tahun 2005 memiliki7,2% entrepreneur. Banding dengan Indonesia yang pada tahun 2007 baru memiliki 0,18% entrepreneur dari 220 juta jiwa yang ada. Itu berarti masih banyak peluang yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang entrepreneur yang berhasil.
Semua bisnis baik adanya sepanjang bisnis itu dilakukan dengan jujur, memiliki prospek yang baik serta mampu menjawab kebutuhan dari pasar yang ada. Karena tentunya, walaupun bisnis itu sangat bagus tetapi kalau tidak ada pasarnya, tidak ada pembelinya, maka tentunya suatu hari bisnis itu akan mati pelan-pelan.
Bagaimana memilih suatu bisnis yang baik ? ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pertama, bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang sesuaia dengan hobby atau kesenangan kita. Jika bisnis yang ingin kita jalankan bukan sesuatu yang mmenyenangkan, maka tentunya hal itu akan menjadi beban. Nah, kalau hal itu menjadi beban, apakah kit akan mampu menjalankannya dengan hati yang senang ? Tentu saja tidak. Bila hati sudah tidak senang menjalankan bisnis tersebut, apakah bisnis itu akan menjadi bisnis yang berhasil ? Tentu saja tidak. Jadi pilihlah bisnis yang anda senangi, jika perlu sesuai dengan hobby anda.
Pertama, bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang sesuaia dengan hobby atau kesenangan kita. Jika bisnis yang ingin kita jalankan bukan sesuatu yang mmenyenangkan, maka tentunya hal itu akan menjadi beban. Nah, kalau hal itu menjadi beban, apakah kit akan mampu menjalankannya dengan hati yang senang ? Tentu saja tidak. Bila hati sudah tidak senang menjalankan bisnis tersebut, apakah bisnis itu akan menjadi bisnis yang berhasil ? Tentu saja tidak. Jadi pilihlah bisnis yang anda senangi, jika perlu sesuai dengan hobby anda.
Kedua, mulailah dengan bisnis yang tidak terlalu besar namun bisa dijangkau oleh kemampuan anda, baik kemampuan secara finansial maupun kemampuan secara teknis dan manajerial. Jika anda ingin memulai binisn yang diluar batas kemampuan Anda, baik secara finansial, teknis maupun manajerial Anda, maka tentunya Anda akan memiliki banyak kesulitan karena Anda akan bertemu dengan berbagai macam tantanganyang mungkinsulit diselesaikan. Karena itu, mulailah sesuatu yang sesuai dengaan kemampuan keuangan anda, bisa Anda jalankan sendiri serta mampu melakukan kontrol yang baik.
Ketiga, jadikanlah bisnis itu bukan hanya sekedar hobby tetapi menjadi industri. Hobby adalah sesuatu yang kita lakukan saat kita sedang ada waktu atau lagi senang melakukannya. Sementara industri adalah sesuatu yang kita lakukan karena suda menjadi seperti sebuah mesin yang harus berputar walapun kita sedang merasa tidaak senangmelakukannya. Jadi hobby lebih didasarkan pada perasaan sedangkan industri didasarkan pada komitmen. Apa jadinya jika sebuah toko atau rumah makan yang dibuka karena perasaan pemiliknya sedang lagi mood, sedangkan kalau dia lagi tidak mood, toko atau rumah makannya ditutup? Tentu pelanggannya akan lari karena tidak ada kepastian kapan toko atau rumah itu dibuka. Begitu pula dengan industri lainnya. Jadi sekali anda berkomitmen untuk membuka sebuah usaha, pastikan usaha itu berjalan bukan karena perasaan enak atau senang tetapi karena sebuah komitmen yang jelas. Sehingga customer atau pelanggan Anda tidak akan bingung.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Umum,
RESOLUSI SWASEMBADA DAGING DAN SUSU MELALUI OPTIMALISASI REPRODUKSI dan PERBIBITAN
RESOLUSI SWASEMBADA DAGING DAN SUSU
MELALUI OPTIMALISASI REPRODUKSI dan PERBIBITAN
Oleh : Heru Nurwanto
Oleh : Heru Nurwanto
Swasembada daging dan susu yang bersumber dari ruminansia memang tidak akan lepas dari peningkatan dan percepatan populasi ternak. Kebijakan peternakan yang berorientasi pada pengadaan ternak perlu di evaluasi kembali, untuk di fokuskan pada kebijakan reproduksi dan perbibitan sehingga dapat mendorong pertumbuhan bibit dan bakalan ternak. Kebijakan pelarangan pemotongan induk produktif di ikuti dengan kebijakan penguatkan instrument reproduksi, di dukung dengan kebijakan penguatan kualitas dan kuantitas pakan, dan menejemen pemeliharaan yang tepat, akan mendorong percepatan populasi ternak yang sehat.
Keberhasilan bidang reproduksi dapat di evaluasi melalui performa reproduksi (reproduction performance) yang meliputi beberapa aspek, yaitu : service per conception, conception rate, pregnancy rate, calving rate, estrous post partum dan calving interval. Indikator tersebut tentunya tidak dapat lepas dari factorSTATUS kesehatan dan reproduksi ternak, pengetahuan dan pengalaman peternak dalam mengidentifikasi status reproduksi ternaknya, factor petugas yang mendampingi peternak, dan instrument reproduksi lainnya.
Menurut penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP pada sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta, calving interval mencapai 19 bulan yang semestinya 12-14 bulan. Sementara gangguan reproduksi fungsional pada sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi, beberapa di antaranya : silent heat mencapai angka 18 %, hypofungsi ovaria 21 %, endometritis ringan 5 %, serta kista folikuller 9 %. Kondisi ini setelah di konfrotir ke beberapa KUD di wilayah Malang menunjukan angka yang tidak jauh beda, sehingga perlu penanganan yang lebih serius terhadap kasus dan gangguan reproduksi.
Dari hasil observasi, kasus reproduksi yang sering terjadi dilapangan pada umumnya ditandai dengan anestrus (birahi tidak tampak gejalanya) dan kawin berulang. Kawin berulang merupakan salah satu problem utama. Kawin berulang adalah suatu keadaan sapi betina yang mengalami kegagalan untuk bunting setelah dikawinkan 3 kali atau lebih, tanpa adanya abnormalitas yang teramati. Hal ini disebabkan endometritis sub klinis, sista folikuler, delayed ovulation, silent heat, subestrus dan lameness.
Pengetahuan dan pengalaman peternak dalam mengelola peternakan menjadi factor penting terhadap kesehatan reproduksi. Konstruksi kandang sampai dengan kebersihan kandang sangat mempengaruhi status reproduksi ternak. Bakteri, jamur, dan organisme mikro lainnya tumbuh subur dalam kondisi kandang yang kotor, becek, dan tidak terawat, sehingga jika sapi hidup dalam lingkungan ini dapat di mungkinkan rentan terinfeksi, sehingga muncul penyakit reproduksi seperti endometritis. Kasus ini sering terjadi pada sapi post partus, karena pada saat itu cervick membuka sampai mengalami proses envolusi selesai, sehingga uterus sangat rentan kemasukan kuman dari lingkungan sapi.
Dari hasil penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP terhadap uterus sapi yang mengalami kawin berulang, menunjukkan adanya jamur Aspergillus fumigatus (60 %). Kemudian, penelitian yang terbaru menunjukan bahwa sapi yang mengalami kawin berulang mengandung bakteri lebih banyak ketimbang sapi yang fertil (62,5 % berbanding 28.6 %). Penelitian Agus menunjukkan adanya beberapa bakteri, seperti : Strepthococus 10 %, Staphylococcus 40 %, Bacillus 50 %, dan E. coli 20 %.
Pengaruh pakan terhadap Reproduksi
Pada sisi lain, kualitas dan kuantitas pakan menjadi titik kritis kesehatan dan reproduksi ternak. Asupan pakan yang cukup akan mendukung fungsi anatomis dan fisiologis ternak terjamin. Dari hasil pengamatan sapi rakyat oleh Drh. Agung bahwa faktor nutrisi merupakan faktor yang kritis, yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap fenomena reproduksi dibanding faktor lainnya. Nutrisi yang cukup dapat mendorong proses biologis untuk mencapai potensi genetiknya, mengurangi pengaruh negatif dari lingkungan yang tidak nyaman dan meminimalkan pengaruh-pengaruh dari teknik manajemen yang kurang baik. Nutrisi yang kurang baik tidak hanya akan mengurangi performans dibawah potensi genetiknya, tetapi juga memperbesar pengaruh negatif dari lingkungan.
Kondisi kurangnya pakan –baik kualitas maupun kuantitasnya, merupakan salah satu penyebab menurunnya efisiensi reproduksi dan gangguan reproduksi yang menyebabkan timbulnya gangguan reproduksi hingga kemajiran pada ternak betina. Apabila didapati sapi umur 13 bulan tidak memperlihatkan tanda-tanda birahi untuk pertama kalinya, perlu dilakukan pemeriksaan, untuk mengetahui kondisi ovariumnya dan dilakukan penanganan untuk memperbaiki fertilitasnya (baca : kondisi kesuburannya) sebelum terlambat –sehingga menjadi majir atauINFERTIL.
Paradigma Inseminasi Buatan
Penggunaan inseminasi buatan telah digunakan secara luas di seluruh Indonesia guna memacu peningkatan populasi dan mutu sapi. Namum sayangnya, keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan masih sangat rendah. Menurut penelitian Agus, angka servis per konsepsi masih berada di atas 5 (diperlukan lebih dari 5 kali IB untuk menghasilkan kebuntingan). Untuk mengurangi kegagalan IB, maka petugas IB harus memastikan agar IB yang mereka lakukan sesuai Standart Operasional Prosedure (SOP) dan tidak menyertakan kuman masuk ke dalam saluran reproduksi ternak.
Keberhasilan bidang reproduksi dapat di evaluasi melalui performa reproduksi (reproduction performance) yang meliputi beberapa aspek, yaitu : service per conception, conception rate, pregnancy rate, calving rate, estrous post partum dan calving interval. Indikator tersebut tentunya tidak dapat lepas dari factorSTATUS kesehatan dan reproduksi ternak, pengetahuan dan pengalaman peternak dalam mengidentifikasi status reproduksi ternaknya, factor petugas yang mendampingi peternak, dan instrument reproduksi lainnya.
Menurut penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP pada sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta, calving interval mencapai 19 bulan yang semestinya 12-14 bulan. Sementara gangguan reproduksi fungsional pada sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi, beberapa di antaranya : silent heat mencapai angka 18 %, hypofungsi ovaria 21 %, endometritis ringan 5 %, serta kista folikuller 9 %. Kondisi ini setelah di konfrotir ke beberapa KUD di wilayah Malang menunjukan angka yang tidak jauh beda, sehingga perlu penanganan yang lebih serius terhadap kasus dan gangguan reproduksi.
Dari hasil observasi, kasus reproduksi yang sering terjadi dilapangan pada umumnya ditandai dengan anestrus (birahi tidak tampak gejalanya) dan kawin berulang. Kawin berulang merupakan salah satu problem utama. Kawin berulang adalah suatu keadaan sapi betina yang mengalami kegagalan untuk bunting setelah dikawinkan 3 kali atau lebih, tanpa adanya abnormalitas yang teramati. Hal ini disebabkan endometritis sub klinis, sista folikuler, delayed ovulation, silent heat, subestrus dan lameness.
Pengetahuan dan pengalaman peternak dalam mengelola peternakan menjadi factor penting terhadap kesehatan reproduksi. Konstruksi kandang sampai dengan kebersihan kandang sangat mempengaruhi status reproduksi ternak. Bakteri, jamur, dan organisme mikro lainnya tumbuh subur dalam kondisi kandang yang kotor, becek, dan tidak terawat, sehingga jika sapi hidup dalam lingkungan ini dapat di mungkinkan rentan terinfeksi, sehingga muncul penyakit reproduksi seperti endometritis. Kasus ini sering terjadi pada sapi post partus, karena pada saat itu cervick membuka sampai mengalami proses envolusi selesai, sehingga uterus sangat rentan kemasukan kuman dari lingkungan sapi.
Dari hasil penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP terhadap uterus sapi yang mengalami kawin berulang, menunjukkan adanya jamur Aspergillus fumigatus (60 %). Kemudian, penelitian yang terbaru menunjukan bahwa sapi yang mengalami kawin berulang mengandung bakteri lebih banyak ketimbang sapi yang fertil (62,5 % berbanding 28.6 %). Penelitian Agus menunjukkan adanya beberapa bakteri, seperti : Strepthococus 10 %, Staphylococcus 40 %, Bacillus 50 %, dan E. coli 20 %.
Pengaruh pakan terhadap Reproduksi
Pada sisi lain, kualitas dan kuantitas pakan menjadi titik kritis kesehatan dan reproduksi ternak. Asupan pakan yang cukup akan mendukung fungsi anatomis dan fisiologis ternak terjamin. Dari hasil pengamatan sapi rakyat oleh Drh. Agung bahwa faktor nutrisi merupakan faktor yang kritis, yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap fenomena reproduksi dibanding faktor lainnya. Nutrisi yang cukup dapat mendorong proses biologis untuk mencapai potensi genetiknya, mengurangi pengaruh negatif dari lingkungan yang tidak nyaman dan meminimalkan pengaruh-pengaruh dari teknik manajemen yang kurang baik. Nutrisi yang kurang baik tidak hanya akan mengurangi performans dibawah potensi genetiknya, tetapi juga memperbesar pengaruh negatif dari lingkungan.
Kondisi kurangnya pakan –baik kualitas maupun kuantitasnya, merupakan salah satu penyebab menurunnya efisiensi reproduksi dan gangguan reproduksi yang menyebabkan timbulnya gangguan reproduksi hingga kemajiran pada ternak betina. Apabila didapati sapi umur 13 bulan tidak memperlihatkan tanda-tanda birahi untuk pertama kalinya, perlu dilakukan pemeriksaan, untuk mengetahui kondisi ovariumnya dan dilakukan penanganan untuk memperbaiki fertilitasnya (baca : kondisi kesuburannya) sebelum terlambat –sehingga menjadi majir atauINFERTIL.
Paradigma Inseminasi Buatan
Penggunaan inseminasi buatan telah digunakan secara luas di seluruh Indonesia guna memacu peningkatan populasi dan mutu sapi. Namum sayangnya, keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan masih sangat rendah. Menurut penelitian Agus, angka servis per konsepsi masih berada di atas 5 (diperlukan lebih dari 5 kali IB untuk menghasilkan kebuntingan). Untuk mengurangi kegagalan IB, maka petugas IB harus memastikan agar IB yang mereka lakukan sesuai Standart Operasional Prosedure (SOP) dan tidak menyertakan kuman masuk ke dalam saluran reproduksi ternak.
Paternak sebagai pamong sapi harus mengerti betul perubahan perubahan fisiologis dan tingkah laku ternaknya saat birahi. Deteksi birahi yang di tandai dengan 3A, 2B, 2C, keluar lender, harus di fahami betul oleh peternak. Deteksi estrus pada sapi di tingkat petani cukup bervariasi tetapi pada umumnya rendah, ini dikarenakan durasi estrus ternak yang pendek dan intensitas perilaku estrus yang rendah (gejala estrus yang tidak jelas). Kesalahan deteksi estrus menjadi salah satu penyebab kegagalan IB.
Inseminator sebagai eksekutor IB, harus dapat melakukan IB pada saat yang tepat agar terjadi kebuntingan. Perkawinan yang terlalu cepat atau awal menyebabkan penuaan spermatozoa sehingga spermatozoa tidak mampu membuahi ovum. Hasil penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP menunjukan bahwa perkawinan yang terlalu cepat (3-4 jam) akan meningkatkan 4.41 kali kejadian kawin berulang. Sebaliknya, perkawinan yang terlambat menyebabkan ovum mengalami penuaan sehingga terjadi kegagalan fertilisasi.
Waktu yangOPTIMAL untuk inseminasi pada sapi adalah 4 sampai 12 jam setelah estrus teramati, ini mempertimbangkan waktu ovulasi pada sapi umumnya terjadi 24-28 jam setelah timbul estrus, kemampuan hidup spermatozoa yang fertil adalah 24-30 jam, serta kemampuan hidup dari oosit yang berovulasi hanya 6-12 jam. Dalam rumus yang sederhana, jika sapi birahi pagi hari maka sapi dikawinkan pada sore hari, jika sapi birahi pada sore atau malam hari maka sapi dikawinkan pada keesokan hari.
Namun, menurut penelitian Drh. Agung Budiyanto, dalam beberapa kondisi rumus sederhana ini sudah tidak dapat digunakan. Pasalnya, kata Agung, telah terjadi delayed ovulation (baca : ovulasi tertunda), sehingga sperma akan mati sebelum oosit diovulasikan dan fertilisasi sebagai prasyarat kebuntingan tidak terjadi.
Data penelitian Drh. Agung Budiyanto menyebutkan, setidaknya 82% sapi Simpo (persilangan antara Simental dan PO) dan 84% sapi Limpo (persilangan antara Limousine dan PO) dan 5% populasi sapi telah mengalami delayed ovulation. Menurut Agung, slogan “sapi estrus sore dikawinkan pagi hari dan sapi estrus pagi dikawinkan sore hari” hanya berlaku untuk sapi PO. Untuk sapi Simpo dan Limpo, IB perlu ditunda dulu karena birahi panjang akan menyebabkan ovulasi yang terjadi di akhir dari masa estrus juga akan mengalami penundaan. Sehingga sperma yang dimasukkan tidak terlalu lama menunggu dan mati sebelum ketemu sel telur.
Agung menambahkan, di Indonesia –khususnya di Jawa, peternak suka dengan crossbreed (persilangan) yang dikenal dengan Simpo dan Limpo. Anak yang dihasilkan sangat bagus, karena sebagian sifat pejantan Simmental dan Limousine dominan diturunkan pada anaknya, badan yang besar, pertumbuhan yang cepat menyebabkan harga melambung melebihi sapi PO. Menurut Agung, seiring dengan maraknya crossbreed yang tidak terkendali sampai F3 dan F4 maka performan reproduksinya berubah, yang paling umum ditemui adalah adanya kesulitan kebuntingan ketika perkawinan –terutama pada F2. Hal ini menjadi masalah namun crosbreed terus saja berlangsung. SebuahSURVEY sederhana di Kulon Progo memperlihatkan, komposisi populasi sapi Simpo, Limpo dan PO di masyarakat saat ini masing-masing sebesar 72%, 20% dan 8%.
Kontrol reproduksi
Kontrol reproduksi secara disiplin dan teratur sangat diperlukan. Terutama pada titik kritis sebagai berikut : 1. Sapi dara yang telah mencapai usia 14 bulan tetapi belum berahi; 2. penanganan retensi plasenta tidak lebih dari 24-72 jam pasca beranak; 3. Pada hari ke 30 pasca beranak harus diperiksa kondisi saluran reproduksi; 4. Saat ditemukan abnormalitas leleran dari vulva seperti terlihat keruh, berbau, dan kehijauan; 5. Ketika tidak terjadi estrus dalam waktu 45 – 60 hari post partum; 6. Pada kasus abortus DIAGNOSIS awal dan terapi cepat akan mengurangi kerugian peternak; pada sapi-sapi yang mepunyai siklus estrus yang abnormal, dan pemeriksaan sapi-sapi yang mengalami kawin berulang; 7serta pemeriksaan kebuntingan setelah 45 – 60 hari perkawinan.
Inseminator sebagai eksekutor IB, harus dapat melakukan IB pada saat yang tepat agar terjadi kebuntingan. Perkawinan yang terlalu cepat atau awal menyebabkan penuaan spermatozoa sehingga spermatozoa tidak mampu membuahi ovum. Hasil penelitian Drh. Surya Agus Prihatno, MP menunjukan bahwa perkawinan yang terlalu cepat (3-4 jam) akan meningkatkan 4.41 kali kejadian kawin berulang. Sebaliknya, perkawinan yang terlambat menyebabkan ovum mengalami penuaan sehingga terjadi kegagalan fertilisasi.
Waktu yangOPTIMAL untuk inseminasi pada sapi adalah 4 sampai 12 jam setelah estrus teramati, ini mempertimbangkan waktu ovulasi pada sapi umumnya terjadi 24-28 jam setelah timbul estrus, kemampuan hidup spermatozoa yang fertil adalah 24-30 jam, serta kemampuan hidup dari oosit yang berovulasi hanya 6-12 jam. Dalam rumus yang sederhana, jika sapi birahi pagi hari maka sapi dikawinkan pada sore hari, jika sapi birahi pada sore atau malam hari maka sapi dikawinkan pada keesokan hari.
Namun, menurut penelitian Drh. Agung Budiyanto, dalam beberapa kondisi rumus sederhana ini sudah tidak dapat digunakan. Pasalnya, kata Agung, telah terjadi delayed ovulation (baca : ovulasi tertunda), sehingga sperma akan mati sebelum oosit diovulasikan dan fertilisasi sebagai prasyarat kebuntingan tidak terjadi.
Data penelitian Drh. Agung Budiyanto menyebutkan, setidaknya 82% sapi Simpo (persilangan antara Simental dan PO) dan 84% sapi Limpo (persilangan antara Limousine dan PO) dan 5% populasi sapi telah mengalami delayed ovulation. Menurut Agung, slogan “sapi estrus sore dikawinkan pagi hari dan sapi estrus pagi dikawinkan sore hari” hanya berlaku untuk sapi PO. Untuk sapi Simpo dan Limpo, IB perlu ditunda dulu karena birahi panjang akan menyebabkan ovulasi yang terjadi di akhir dari masa estrus juga akan mengalami penundaan. Sehingga sperma yang dimasukkan tidak terlalu lama menunggu dan mati sebelum ketemu sel telur.
Agung menambahkan, di Indonesia –khususnya di Jawa, peternak suka dengan crossbreed (persilangan) yang dikenal dengan Simpo dan Limpo. Anak yang dihasilkan sangat bagus, karena sebagian sifat pejantan Simmental dan Limousine dominan diturunkan pada anaknya, badan yang besar, pertumbuhan yang cepat menyebabkan harga melambung melebihi sapi PO. Menurut Agung, seiring dengan maraknya crossbreed yang tidak terkendali sampai F3 dan F4 maka performan reproduksinya berubah, yang paling umum ditemui adalah adanya kesulitan kebuntingan ketika perkawinan –terutama pada F2. Hal ini menjadi masalah namun crosbreed terus saja berlangsung. SebuahSURVEY sederhana di Kulon Progo memperlihatkan, komposisi populasi sapi Simpo, Limpo dan PO di masyarakat saat ini masing-masing sebesar 72%, 20% dan 8%.
Kontrol reproduksi
Kontrol reproduksi secara disiplin dan teratur sangat diperlukan. Terutama pada titik kritis sebagai berikut : 1. Sapi dara yang telah mencapai usia 14 bulan tetapi belum berahi; 2. penanganan retensi plasenta tidak lebih dari 24-72 jam pasca beranak; 3. Pada hari ke 30 pasca beranak harus diperiksa kondisi saluran reproduksi; 4. Saat ditemukan abnormalitas leleran dari vulva seperti terlihat keruh, berbau, dan kehijauan; 5. Ketika tidak terjadi estrus dalam waktu 45 – 60 hari post partum; 6. Pada kasus abortus DIAGNOSIS awal dan terapi cepat akan mengurangi kerugian peternak; pada sapi-sapi yang mepunyai siklus estrus yang abnormal, dan pemeriksaan sapi-sapi yang mengalami kawin berulang; 7serta pemeriksaan kebuntingan setelah 45 – 60 hari perkawinan.
Ada Apa dengan Divisi Reproduksi dan Perbibitan BBPP Batu ??
Masalah reproduksi dan perbibitan ternak sedemikian kompleks, dan menjadi kunci peningkatan populasi ternak untuk swasembada daging-susu. Titik kritis keberhasilan reproduksi tentunya berada pada factor petugas pendamping peternak, penyuluh, petugas IB/PKB/ATR, yang secara langsung membidangi reproduksi. Petugas Inseminasi Buatan “Inseminator”, selain harus memberikan penyuluhan baik secara langsung mapun tidak langsung, missal pada saat meberikan pelayanan, sembari memberi pemahaman tentang deteksi birahi sapi. Sudah selayaknya pula seorang inseminator segera meningkatkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman nya untuk memperdalam reproduksi melalui diklat Pemeriksaan kebuntingan dan penyakit dan gangguan reproduksi.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Devisi Reproduksi dan Perbibitan Ternak membuka kesempatan kepada Calon inseminator untuk menjadi inseminator yang professional, dan bagi petugas IB dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuannya melalui dikat Pemeriksaan Kebuntingan dan Asisten Teknis Reproduksi.
Kurikulum telah di susun, selengkap mungkin untuk menjawab permasalahan-permasalahan reproduksi di atas dengan biaya diklat yang terjangkau, sebagai berikut:
Masalah reproduksi dan perbibitan ternak sedemikian kompleks, dan menjadi kunci peningkatan populasi ternak untuk swasembada daging-susu. Titik kritis keberhasilan reproduksi tentunya berada pada factor petugas pendamping peternak, penyuluh, petugas IB/PKB/ATR, yang secara langsung membidangi reproduksi. Petugas Inseminasi Buatan “Inseminator”, selain harus memberikan penyuluhan baik secara langsung mapun tidak langsung, missal pada saat meberikan pelayanan, sembari memberi pemahaman tentang deteksi birahi sapi. Sudah selayaknya pula seorang inseminator segera meningkatkan ilmu, pengetahuan dan pengalaman nya untuk memperdalam reproduksi melalui diklat Pemeriksaan kebuntingan dan penyakit dan gangguan reproduksi.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Devisi Reproduksi dan Perbibitan Ternak membuka kesempatan kepada Calon inseminator untuk menjadi inseminator yang professional, dan bagi petugas IB dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuannya melalui dikat Pemeriksaan Kebuntingan dan Asisten Teknis Reproduksi.
Kurikulum telah di susun, selengkap mungkin untuk menjawab permasalahan-permasalahan reproduksi di atas dengan biaya diklat yang terjangkau, sebagai berikut:
Diklat IB selama 21 hari, di fokuskan pada teknik mendisposisikan semen pada Cervic 4 secara tepat sesuai SOP untuk menjamin fertilisasi dalam oviduck, dengan biaya Rp. 6.300.00,00. Rencana di laksanakan pada Bulan Maret, Mei 2014
Diklat Pemeriksaan kebuntingan selama 14 hari, di fokuskan pada teknik memeriksa kebuntingan pasaca IB/kawin, sekaligus mendiagnosa umur kebuntingan, sehingga dapat di hindarkan abortus akibat deferensiasi deteksi estrus, dengan biaya Rp. 5.250.00,00.
Diklat Pemeriksaan kebuntingan selama 14 hari, di fokuskan pada teknik memeriksa kebuntingan pasaca IB/kawin, sekaligus mendiagnosa umur kebuntingan, sehingga dapat di hindarkan abortus akibat deferensiasi deteksi estrus, dengan biaya Rp. 5.250.00,00.
Rencana dilaksnakan pada Bulan Februari, April 2013
Diklat Asisten teknis Reproduksi selama 14 hari, di fokuskan pada diagnose penyakit reproduksi dan gangguan reproduksi pada ternak, kebidanan, dan kemajiran. Peserta yang lulus mendapatkan sertifikat yang di keluarkan oleh Kementrian pertanian dan BBPP Batu, beserta transkrip nilai sesuai dengan kopetensinya, dengan biaya Rp. 5.250.000,00, Rencana di laksanakan pada Bulan Februari, April, Mei 2013.
Kebidanan, Penyakit dan gangguan reproduksi, kurikulum menyesuaikan dengan kebutuhan peserta, dengan biaya Rp. 350.000,00 per hari, pelaksanaan menyesuaikan kebutuhan peserta/daerah.
Kebidanan, Penyakit dan gangguan reproduksi, kurikulum menyesuaikan dengan kebutuhan peserta, dengan biaya Rp. 350.000,00 per hari, pelaksanaan menyesuaikan kebutuhan peserta/daerah.
Untuk mendukung Kegiatan kediklatan Reproduksi dan Perbibitan, maka Divisi telah memiliki fasilitas:
Persyaratan dan fasilitas Peserta dapat di konsultasikan pada SatLak Divisi Reproduksi dan Perbibitan. Bagi Individu, Dinas dan Instansi yang berkenan berdiskusi, konsultasi serta menjalin kerjasama diklat bidang reproduksi dan perbibitan, dapat menghubungi :
DIVISI REPRODUKSI DAN PERBIBITAN BBPP Batu
Jl. Songgoriti. No. 24 Kotak Pos 17 – Batu 65301
Telp. (0341) 591302 – Fax. [0341] 597032, 590288, 599796
CP:
Persyaratan dan fasilitas Peserta dapat di konsultasikan pada SatLak Divisi Reproduksi dan Perbibitan. Bagi Individu, Dinas dan Instansi yang berkenan berdiskusi, konsultasi serta menjalin kerjasama diklat bidang reproduksi dan perbibitan, dapat menghubungi :
DIVISI REPRODUKSI DAN PERBIBITAN BBPP Batu
Jl. Songgoriti. No. 24 Kotak Pos 17 – Batu 65301
Telp. (0341) 591302 – Fax. [0341] 597032, 590288, 599796
CP:
Anjar Lesmana, A.Md (Kasie Projas BBPP Batu) : 085233126144
Udik Sulijanto (Ket. Div. Reproduksi dan Perbibitan) : 081 334 201 108
Heru Nurwanto
(Satlak Div. Reproduksi dan Perbibitan) : 081 328 823 444,
E-mail: heru_n229_2000YAHOO.com
E-mail: heru_n229_2000YAHOO.com
Daftar Pustaka:
Al aubaidi, JM. 1972. Boviseminal vesiculitis and epididmis causidby microplasma bovigenitalium cornell, vet. AAUCS, Australia
Anonimous. 2008. http://nurheti2.blogspot.com/2008/06/hati-hati-kekurangan-pangan-pada-hewan.html
Anonimous. 2009. http://www.i_elisa.ugm.ac.id/index.phpAPP=common&cat=komunitas_home&komunitas_id=18
Hardjopranjoto, S., 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. AirlanggaUNIVERSITY Press. Surabaya
Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger. Philadelfia.
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UI- Press
Salisbury, G.W. and N.L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi.
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Institut Pertanian Bogor.
Anonimous. 2008. http://nurheti2.blogspot.com/2008/06/hati-hati-kekurangan-pangan-pada-hewan.html
Anonimous. 2009. http://www.i_elisa.ugm.ac.id/index.phpAPP=common&cat=komunitas_home&komunitas_id=18
Hardjopranjoto, S., 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. AirlanggaUNIVERSITY Press. Surabaya
Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger. Philadelfia.
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UI- Press
Salisbury, G.W. and N.L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi.
Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Institut Pertanian Bogor.
Author : Unknown
Tag :
Artikel Peternakan,